Jumat, 17 Juni 2011

Shiatsu Memulihkan Saraf Terjepit


Alternatif Mon, 25 Jun 2007 13:30:00 WIB
Terapi shiatsu menenangkan sistem saraf somatik (saraf sadar} dan sistem saraf otonom (saraf tidak sadar). Terapi ini sukses mengobati gangguan saraf terjepit yang dialami Herry dan Sofyan.Januari 1991, Herry Suhartono (56) mengalami gangguan saraf terjepit. Saat itu ia sedang membantu tukang bangunan mengangkat balok kayu ukuran 8 x 12 meter."Saat angkatan pertama, di punggung saya terdengar suara 'kretek'. Tubuh terasa nyeri dan sakit sekali. Saya tak lagi bisa berdiri, apalagi bergerak secara normal. Saya lalu dibawa keluarga berobat pada seorang ahli patah tulang di daerah Sukabumi. Selama satu jam saya mendapat perawatan. Hasiinya, tubuh dapat digerakkan dan kembali ke posisi semula," papar Herry.Empat tahun kemudian, Herry kembali mengalami gangguan saraf. Saat sedang mengendarai mobil, tiba-tiba kaki kanannya tak bisa digerakkan untuk menginjak pedal rem. Mobilnya baru bisa berhenti setelah menabrak kendaraan yang berada di depannya.Ketika itu ia merasa kedua kakinya panas dan susah digerakkan. Dari pinggang hingga betis terasa seperti ditarik-tarik. Anehnya, beberapa jam kemudian gangguannya hilang."Kejadian itu tak cuma sekali terjadi. Lebih dari 3 kali saya menabrak mobil gara-gara kaki tak mampu digerakkan untuk menginjak pedal rem. Ini membuat saya harus bolak-balik berurusan dengan polisi dan bengkel mobil. Gangguan ini datang dan pergi.Akhirnya, awal tahun 1995 saya pergi pada seorang dokter spesialis bedah tulang di Bogor," tutur bapak dua anak ini.Tiga KapalDari pemeriksaan dokter, Herry dinyatakan mengalami gangguan saraf terjepit di lumbal nomor 4. la dianjurkan untuk menjalani operasi di daerah tulang ekor. Karena takut, ia tidak menjalani anjuran itu.Sejak saat itu, pria sumringah ini hanya mengonsumsi obat antinyeri saraf.Ia pun mulai mencari pengobatan alternatif. Ia mengaku berbagai praktisi pengobatan pernah didatangi, dari Bogor, Sukabumi, Jakarta, hingga Cirebon. Mulai dari yang menggunakan terapi air putih, pijat, pemanasan, fisioterapi, hingga penyinaran dan terapi diet, pernah dijalani.Sayangnya, semua itu belum membuahkan hasil maksimal, bahkan sakitnya makin sering kambuh. Selama empat tahun ia tak lagi bisa menggerakkan anggota tubuh."Untuk mandi dan buang air mesti dipapah. Makan dan minum hanya bisa dilakukan d atas tempat tidur. Ke mana-mana harus pakai kursi roda. Sudah tak terhitung biaya yang keluar.Tiga kapal pengangkut ikan, masing-masing seberat 580 ton, ikut terjual hanya untuk biaya pengobatan," kenang mantan eksportir ikan ke Jepang, yang pernah mempunyai karyawan 150 orang ini.Beruntung, tahun 2000 ia bertemu dengan Nina Radinah Taryaman di Gadog, Puncak, Bogor. Setelah diterapi shiatsu, kondisinya berangsur pulih.Ceritanya, tiga kali ditangani Oma, demikian Herry memanggil Nina, ia sudah bisa makan sendiri di meja makan. Sebulan diterapi shiatsu, ia sudah bisa mengemudikan mobil sendiri. Hingga kini, gangguan saraf terjepit tak lagi menyerang tubuhnya.Tiga BulanPengalaman serupa dialami Sofyan (45), karyawan perusahaan Indosement. Menurut Sofyan, gangguan saraf terjepit di daerah tulang belakang dialami ketika sedang bertanding tenis meja di kantornya, media Agustus 2005,"Saya salah langkah saat mengembalikan bola pingpong lawan. Tiba-tiba saja tubuh ini kaku dan sakit untuk digerakkan. Selama tiga bulan saya berbaring di rumah sakit. Keluar dari rumah sakit, tubuh terasa belum normal. Bila digerakkan ke kiri dan kanan masih sakit,” kenang Sofyan.Beruntung Sofyan mengenal Nina di Klinik GHS.Perawatan shiatsu yang diberikan Nina mengembalikan kelenturan saraf-saraf di tulang belakangnya. Seperti halnya Herry, ia tak lagi mengalami sakit. Hingga kini Sofyan masih sering diterapi shiatsu.Naluri Cegah PenyakitShiatsu, kata Nina Radinah Taryaman, berasal dari kata shi (jari) dan atzu (pijat).” Shiatsu yang dipraktikkan selama ini adalah teknik pijat yang dikembangkan Tokujiro Namikoshi, pendiri Nippon Shiatzu Shool di Jepang. Menurut teori shiatsu, titik utama dalam pemijatan mempunyai hubungan dengan titik bagian tubuh lainnya.Dengan demikian, ketika memijat titik-titik utama akan terjadi kesembuhan pada bagian-bagian yang sakit,” ungkap pemilik pusat pendidikan dan pelatihan pengobatan tradisional di kawasan Gadog, Puncak, Ciawi, Bogor ini.Pemijatan dengan shiatsu mempengaruhi fungsi seluruh tubuh, dari kelenjar hingga otot dan organ bagian dalam tubuh. Dijabarkan ketua II Asosiasi Penyembuh Alternatif Indonesia (Apali) ini, shiatsu bekerja atas dasar naluri manusia untuk mencegah penyakit.Saat diterapi, tubuh akan dibuat sedemikian rupa, sehinnga gejala penyakit yang membutuhkan perawatan dokter tak jadi muncul.Secara khusus, gangguan saraf terjepit bisa terjadi di berbagai tempat pada tubuh. Ada sejumlah titik perawatan untuk menyembuhkan gangguan saraf terjepit dengan menggunakan teknik shiatsu.Hal yang paling baik, kata penghusada yang berpraktik di Klinik GHS ini, untuk gangguan saraf terjepit, lakukan pemijatan terlebih dahulu di titik-titik dekat daerah yang sakit. Setelah itu, pijat titik-titik lain yang lebih jauh dari lokasi yang sakit. Namun, pada praktiknya, pijatan di daerah yang lebih jauh dari sumber sakit justru lebih efektif dibandingkan dengan titik-titik yang dekat dengan lokasi sakit.Berikut gambaran langkah-langkah untuk mengatasi gangguan saraf terjepit seperti yang dialami Herry dan Sofyan. Dengan menggunakan ibu jari atau tiga jari (manis, tengah dan telunjuk) dilakukan penekanan-penekanan awal. Pertama, pijat di semua titik daerah wajah dan kepala. Dimulai dari titik ubun-ubun, lalu turun tiga titik di belakang kepala. Pemijatan pada lokasi ini diulang sebanyak tiga kali, masing-masing tiga sampai lima detik.“Selanjutnya, selama 3 detik dilakukan pemijatan pada daerah kedua sisi belakang leher. Lalu pemijatan diarahkan pada bagian atas bahu kiri dan kanan, serta lima titik antara tulang punggung dan belikat. Turun kebawah, pijat 6 titik antara daerah punggung dan pinggang. Setelah itu pijatan dilakukan pada titik-titik kedua disisi luar pinggul.Pijatan diakhiri di daerah ketiak, lalu pangkal lengan, dada dan perut. Untuk menyembuhkan gangguan saraf terjepit, terapi shiatsu bisa dilakukan seminggu dua kali,”kata perempuan kelahiran Bandung, 30 Agustus 1934 ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar